Assalamualaikum, blog ini adalah tempatnya yang punya blog ngomong ga karuan dan ngoceh ga penting tentang kesehariannya, keluarganya, dan lingkungannya yang mungkin ga penting buat diketahui oleh para pembaca tapi dirasa cukup penting untuk dibagikan kepada para pembaca sekalian oleh saya si Didik Cumi alias Rinaldi Tri Martono si orang yang punya blog ini.... yah, namanya juga iseng mas, masa cuma orang penting aja yang punya blog. Saya juga pengen punya... oke lah, selamat membaca dan jangan lupa kasih komen ato ngoceh di tempat ngoceh ya, awas lho kalo nggak. Wassalamualaikum...
Aplikasi N-Gage (1) Cerita (20) Confess (1) Dongeng (1) Fitness (2) Game N-Gage (1) Hari-hari (19) HIS7 (1) Horror (5) KASKUS Leaks (5) Kuliah (10) N-Gage (2) Sok Tau (21)

22 Mei 2011

Tentang Pasar Modal (UTS Version) -lanjutan-

Karena ternyata jawaban nomer 4 dan 5 sangaaaaat panjang saya bikin post baru saja... Ingat, ini jawaban versi lengkapnya. untuk kemudahan belajar, silahkan mengedit dan memperpendeknya masing-masing... Semoga prediksi kali ini tepat sasaran...

4. Hal2 yg mendasar yg hrs diketahui jika ingin berinvestasi di pasar modal dan Mekanisme kerja orang-orang yang terlibat dalam investasi pasar modal
Untuk cara-caranya kurang lebih sama dengan nomor 1.
Beberapa pengetahuan mendasar:

  • Jika calon investor lebih ingin berinvestasi di saham-saham yang baru ditawarkan di Pasar Perdana, pilihlah Perusahaan Efek yang aktif dalam proses Penjaminan Emisi Saham
  • Jika calon investor hanya memerlukan jasa yang paling mendasar dari Perusahaan Efek seperti melaksanakan perintah jual dan/atau perintah beli, pilihlan Perusahaan Efek yang dapat memberikan jasa tersebut secara cepat dan akurat
  • Jika calon investor memerlukan jasa tambahan seperti nasihat dan saran-saran dalam mengambil keputusan investasi, pilihlah Perusahaan Efek yang mempunyai Analis Efek dengan kualifikasi yang baik serta pengalaman yang memadai
  • Sebelum mulai berinvestasi di Pasar Modal, investor harus memahami beberapa faktor di bawah ini:
  1. Dana yang diinvestasikan di pasar modal adalah "dana lebih", bukan dana yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari dan juga bukan dana yang digunakan sebagai dana cadangan atau dana untuk keperluan darurat
  2. Tujuan investasi. Tentukan apa saja tujuan dalam berinvestasi di Pasar Modal, dan buatlah skala prioritas, mana yang paling penting dari sekuan banyak tujuan yang ada
  3. Tingkat toleransi terhadap risiko. Seberapa besar investor bersedia menerima risiko kerugian dalam mencapai tujuan berinvestasi. Tingkat toleran tersebut biasanya ditentukan oleh karakter individu masing-masing investor, umur, pekerjaan, kesehatan, kekayaan dan lainnya
  4. Jangka waktu investasi. Berapa lama investor bersedia menanamkan dananya di Pasar Modal
  • Pilihlah instrumen Pasar Modal yang paling sesuai dengan strategi investasi secara keseluruhan. Investor dapat memulainya dengan jalan mempelajari prospektus para emiten.
  • Bagi investor yang mempunyai keterbatasan baik dalam hal waktu maupun kemampuan dalam menganalisa, perusahaan-perusahaan efek biasanya memberikan jasa profesional untuk melakukan analisa Saham/Obligasi. Laporan Analis biasanya terdiri dari analisa secara fundamental dan juga analisa secara teknikal
  • Kuasai kemampuan mengevaluasi ekonomi makro dan tren industri. Kebijakan-kebijakan tersebut dapat memberikan pengaruh positif, negatif ataupun netral terhadap pendapatan, pengeluaran dan laba perusahaan/emiten, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pengembalian investasi.
  • Kuasai kemampuan membaca laporan keuangan emiten (biasanya disertakan dalam prospektus) secara komprehensif. Memahami makna di setiap perubahan saldo baik di laporan laba rugi, arus kas, maupun neraca.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi orang-orang yang ingin berinvestasi di pasar modal (calon investor):

  1. Jangan membeli efek hanya berdasarkan rayuan lewat telepon, mintalah informasi lebih lanjut secara tertulis sebelum memutuskan untuk membeli.
  2. Hati-hati terhadap bagian pemasaran dari Perusahaan Efek yang mencoba merayu untuk membuat keputusan investasi baik menjual maupun membeli secara terburu-buru.
  3. Jangan membeli efek berdasarkan berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Akan lebih aman jika memeriksa kebenaran suatu berita. Selain itu perlu diingat bahwa jika membeli atau menjual efek berdasarkan informasi orang dalam (insider information), tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan ilegal.
  4. Carilah nasihat dari pihak yang berkompeten, jika tidak mengerti informasi di dalam prospektus atau informasi lainnya.
  5. Jangan percaya pada pihak yang menjamin dengan pasti akan adanya keuntungan.
  6. Periksalah referensi dan latar belakang pihak-pihak yang menawarkan efek.
  7. Ingatlah bahwa kinerja yang bagus di masa lalu tidak menjamin kinerja yang sama di masa depan.
  8. Hati-hatilah dengan instrumen investasi yang kurang likuid. Sadarilah bahwa jika berinvestasi di instrumen demikian, seringkali akan susah untuk menjual kembali karena tidak adanya permintaan.
  9. Pastikan untuk mengerti risiko yang mungkin terjadi jika berinvestasi di efek terutama berinvestasi di instrumen derivatif.
  10. Hati-hati dengan spekulasi.

Orang-orang / pihak-pihak / lembaga-lembaga yang terlibat dalam investasi pasar modal:
1. Emiten adalah badan usaha (perseroan terbatas) yang menerbitkan saham untuk menambah modal atau menerbitkan obligasi untuk mendapatkan pinjaman kepada para investor di Bursa Efek.
2. Perantara Emisi yang meliputi
Penjamin Emisi adalah perantara yang menjamin penjualan emisi, sehingga apabila dari emisi wajib membeli (setidak-tidaknya sementara waktu sebelum laku) agar kebutuhan dana yang diperlukan emiten terpenuhi sesuai rencana.
Akuntan Publik berfungsi untuk memeriksa kondisi keuangan emiten dan memberikan pendapat apakah laporan keuangan yang telah dikeluarkan emiten wajar atau tidak.
Perusahaan Penilai berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap emiten, apakah nilai aktiva emiten sudah wajar atau tidak.
3. Badan Pelaksana Pasar Modal adalah badan yang mengatur dan mengawasi jalannya pasar modal, termasuk mencoret emiten (delisting) dari lantai bursa, memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar peraturan pasar modal. Di Indonesia Badan Pelaksana Pasar Modal adalah Bapepam (Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal).
4. Bursa Efek merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan perdagangan efek pasar modal yang didirikan oleh suatu badan usaha. Di Indonesia terdapat dua Bursa Efek, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang dikelola PT Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang dikelola oleh PT Bursa Efek Surabaya.
5. Perantara Perdagangan Efek
Efek yang diperdagangkan dalam bursa hanya boleh ditransaksikan melaui perantara, yaitu makelar (broker) dan komisioner.
a. Makelar adalah pihak yang melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan orang lain dengan memperoleh imbalan.
b. Komisioner adalah pihak yang melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan sendiri atau orang lain dengan memperoleh imbalan.
6. Investor adalah pihak yang menanamkan modalnya dalam bentuk efek di bursa dengan membeli atau menjual kembali efek tersebut.

5. Mengekstrak 3 model penilaian, bagaimana menghasilkan penilaian yang lebih akurat (jika harus memilih)

3 model penilaian:
1. Pedoman Penilaian dengan Pendekatan Aktiva (asset based approach)
Pendekatan aktiva adalah pendekatan yang didasarkan atas data-data yang ada di dalam neraca, dengan cara menyesuaikan nilai dari pos-pos aktiva yang ada didalam neraca. Pendekatan Aktiva (Asset Based Approach) dapat digunakan untuk memperoleh indikasi Nilai dari Nilai suatu perusahaan, Nilai dari Modal yang Diinvestasikan (Invested Capital), Nilai dari struktur permodalan (capital structure), dan/atau Nilai Aset Bersih perusahaan (ekuitas).
Pos kewajiban biasanya tidak disesuaikan karena kewajiban dianggap dalam bagaimanapun tetap harus dibayar sesuai nilai nominal kewajiban tersebut, sedang pos ekuitas akan berubah mengikuti perubahan sisi aktivanya.
Metode yang digunakan dalam Pendekatan Aktiva (Asset Based Approach) adalah sebagai berikut:
1. Metode Penyesuaian Aktiva Bersih (PAB) (Adjusted Net Asset Method (ANAM), Adjusted Book Value Method (ABVM), Net Asset Valuation Method (NAVM), dan Assets Accumulation Method (AAM)); dan/atau
2. Metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan (KKP) (Excess Earning Method (EEM)).
Kedua metode ini memiliki perbedaan utama dalam penilaian aktiva tidak berwujud dimana dalam metode PAB (Penilaian Aktiva Bersih) aktiva tidak berwujud wajib diidentifikasi dan dinilai secara individual sedangkan dalam metode KKP (Kapitalisassi Kelebihan Pendapatan) maka aktiva tidak berwujud wajib dinilai secara kolektif (big pot theory of goodwill).
Dalam penggunaanya penilai dapat memilih salah satu di antara kedua metode tersebut namun terdapat beberapa ketentuan menyangkut penggunaan metode-metode tersebut yang telah diatur oleh Bapepam-LK dalam Surat Keputusan No : Kep-340/BL/2009.

2. Pedoman Penilaian dengan Pendekatan Pasar (Market Based Approach)
Di dalam penilaian dengan pendekatan pasar, metode-metode yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:

  • Metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek (Guideline Publicly Traded Company Method);
  • Metode Pembanding Perusahaan Merger dan Akusisi (Guideline Merged and Acquired Company Method). 
  • Metode Transaksi Sebelumnya (Prior Transactions Method).

Dalam hal Penilai Usaha tidak dapat menggunakan Metode Pembanding Perusahaan Tercatat di Bursa Efek (Guideline Publicly Traded Company Method) dan Metode Pembanding Perusahaan Merger dan Akusisi (Guideline Merged And Acquired Company Method), maka Penilai Usaha dapat menggunakan Metode Transaksi Sebelumnya (Prior Transactions Method) dengan persyaratan bahwa transaksi yang digunakan sebagai pembanding wajib bersifat wajar (arms-length transaction).

Jika Penilai Usaha menggunakan rasio-rasio penilaian dalam melakukan pembandingan untuk mengkonversi variabel keuangan yang relevan dari Obyek Penilaian, maka Penilai Usaha wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

  • Rasio penilaian yang digunakan wajib diterapkan pada Obyek Penilaian secara konsisten terhadap variabel yang sebanding atau relevan dari Obyek Penilaian.
  • Alasan pemilihan dan cara penerapan rasio penilaian yang digunakan wajib dijelaskan dalam Laporan Penilaian Usaha.
  • Dalam hal Penilai Usaha menggunakan rasio-rasio ekuitas (equity multiple), maka wajib mempergunakan rasio-rasio sebagai berikut:
  1. Price to earnings ratio (Rasio P/E) rasio ini dapat diterapkan jika nilai depresiasi tidak merupakan biaya yang signifikan pada unsur biaya.
  2. Price to net cash flow ratio (Rasio P/NCF)
  3. Price to book value ratio (Rasio P/BV) book value atau nilai ekuitas bersih, wajib digunakan jika nilai buku aset perusahaan pembanding telah disesuaikan ke dalam nilai pasar.
  • Dalam hal Penilai Usaha menggunakan rasio nilai pasar terhadap kapital yang diinvestasikan (market value of invested capital) (MVIC), maka untuk memperoleh indikasi nilai ekuitas dari Obyek Penilaian, nilai pasar dari kapital yang diinvestasikan wajib dikurangi terlebih dahulu dengan kapital lain yang lebih utama atau senior.
  • Dalam hal Penilai Usaha menggunakan rasio-rasio investasi maka Penilai Usaha dapat mempergunakan rasio-rasio sebagai berikut:
  1. MVIC to gross cash flow before depreciation and taxes (MVIC /GCF); rasio ini diterapkan jika nilai depresiasi merupakan nilai yang signifikan dan perusahaan mempunyai lebih dari satu kebijakan depresiasi.
  2. MVIC to sales (MVIC/sales); rasio ini diterapkan jika antara Obyek Penilaian dan perusahaan pembanding mempunyai karakteristik usaha yang sama;
  3. MVIC to Earning before interest, taxes, depreciation and amortization (MVIC/EBITDA);
  4. MVIC to Earning before interes and, taxes (MVIC/EBIT); atau
  5. MVIC to Book Value Invested Capital (MVIC/BVIC);
  • Periode pembanding terhadap dari rasio-rasio penilaian dalam laporan keuangan Obyek Penilaian dan perusahaan pembanding wajib sama.
  • Laporan keuangan perusahaan pembanding wajib merupakan laporan keuangan yang diaudit.
  • Rasio-rasio penilaian wajib didukung dengan data yang akurat serta dihitung berdasarkan analisis atas perbandingan fundamental variabel keuangan perusahaan yang menjadi Obyek Penilaian dengan perusahaan pembanding.

Bila Penilai Usaha menggunakan proyeksi keuangan, maka proyeksi keuangan wajib diperoleh dari pihak manajemen dan diungkapkan dalam Laporan Penilaian Usaha.

3. Pedoman Penilaian dengan Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach)
Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) dapat digunakan untuk memperkirakan Nilai dengan mengantisipasi dan mengkuantifikasi kemampuan Obyek Penilaian dalam menghasilkan imbal balik (return) yang akan diterima dimasa datang.

Dalam hal penilaian terhadap suatu kepentingan pemegang saham pengendali dilakukan dengan menggunakan Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach), maka:

  1. Nilai dari aset dan kewajiban non-operasional; atau
  2. Kelebihan atau kekurangan dari aset operasional,

dalam laporan keuangan wajib dikeluarkan dari perhitungan nilai aset operasional, dan wajib ditambahkan pada atau dihapuskan dari nilai entitas operasional.

Metode yang digunakan dalam Pendekatan Pendapatan (Income Based Approach) adalah sebagai berikut:
1) Metode Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow Method); dan
2) Metode Kapitalisasi Pendapatan (Capitalization of Income Method).

Metode di atas hanya dapat digunakan apabila manajemen Obyek Penilaian telah menyusun rencana usaha yang akan dijadikan sebagai dasar penilaian (business plan based valuation). Namun jika manajemen belum menyusun rencana usaha tersebut, maka Penilai Usaha dapat menyusun rencana usaha dimaksud yang wajib terlebih dahulu disetujui oleh pemberi tugas dan Penilai Usaha wajib bertanggung jawab atas rencana usaha (business plan) yang disusunnya.

Penilai Usaha wajib memiliki keyakinan yang memadai bahwa asumsi yang digunakan dalam penyusunan rencana usaha (business plan) adalah relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Keyakinan tersebut wajib diungkapkan di dalam Laporan Penilaian Usaha.

Manfaat atau pendapatan ekonomis yang wajib digunakan dalam Pendekatan Pendapatan adalah berupa Arus Kas Bersih (AKB) untuk perusahaan (net or free cash flow for the firm) atau untuk ekuitas (net or free cash flow for the equity).
Biaya Modal yang dipergunakan dalam Pendekatan Pendapatan wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Biaya utang jangka pendek maupun jangka panjang wajib menggunakan data tingkat bunga yang dikeluarkan oleh bank pemerintah.
  • Biaya ekuitas saham preferen wajib menggunakan dividen yang mencerminkan tingkat dividen pasar, maka nilai dividen dicari dari perusahaan terbuka yang sebanding.

Biaya ekuitas untuk saham wajib dihitung melalui:
1) Capital Asset Pricing Model (CAPM); dan/atau
2) Discounted Cash Flow Model (DCF).

Penilai Usaha wajib mengungkapkan hasil penghitungan dari masing-masing metode di atas pada Laporan Penilaian Usaha.

Dalam hal biaya ekuitas untuk saham dihitung menggunakan CAPM, maka Penilai Usaha wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Tingkat Imbal Balik bebas risiko (Risk-free rate) wajib menggunakan bunga bebas risiko dari surat berharga jangka menengah yang dikeluarkan oleh pemerintah;
  2. Koefisien Beta yang dipergunakan dalam menghitung CAPM wajib berasal dari data rata-rata industri pada sektor yang sama dengan Obyek Penilaian atau rata-rata beberapa perusahaan pembanding;
  3. Premi risiko ekuitas wajib didasarkan pada data yang dipublikasikan; dan
  4. Risiko spesifik yang melekat pada Obyek Penilaian.

Dalam hal biaya ekuitas untuk saham dihitung dengan menggunakan DCF, maka Penilai Usaha wajib menggunakan perusahaan-perusahaan pembanding yang memiliki nilai pasar ekuitas. Selanjutnya jika Penilai Usaha menggunakan Metode Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow Method/DCF), maka Penilai Usaha melakukan penelaahan atau penyesuaian atas asumsi, keakuratan perhitungan dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam menyusun proyeksi Laporan Keuangan.

Metode DCF dapat digunakan untuk menilai perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan distributor barang dan jasa, serta wajib digunakan untuk menilai Perusahaan yang beroperasi lebih dari satu tahun dan menghasilkan arus kas operasional positif. Penerapan metode ini juga dapat menggunakan model ekuitas (equity model) atau model modal yang diinvestasikan (invested capital model).

Dalam hal menggunakan laporan keuangan tengah tahunan sebagai dasar penilaian, maka Penilai Usaha wajib mengungkapkan dalam Laporan Penilaian Usaha alasan atau dasar digunakannya proyeksi tengah tahunan yang telah disesuaikan.

- Mengenai bagaimana memilih metode yang terbaik saya belum mendapatkan referensinya-

Versi Word 2007 (download 4shared)

Selamat Belajar....

1 komentar:

munchnux sanctrum mengatakan...

wwhhheala ooommm
panjang kali ngape kisi...
depe kata2 taputar2 dank..
so tahambur kita bacany
di resume jo...iya nah???
mar, kasih tau na pa kita....

*efek dpt telp dr palu pagi2

-tipikal pengunduh kisi2 ga tau diri hohohohohoho-